Teori dalam penelitian


Teori merupakan seperangkat proposisi yang menggambarkan mengapa suatu gejala terjadi seperti itu. Proposisi-proposisi yang dikandung dan yang membentuk teori terdiri dari beberapa konsep yang terjalin dalam hubungan sebab akibat.

Karena itu teori merupakan jawaban atas pertanyaan ‘why’ sehingga yang dilakukan dalam teoritisasi adalah menjelaskan mengapa suatu gejala terjadi seperti itu.
Berbeda dengan konsep yang merupakan jawaban atas pertanyaan ‘what’ sehingga yang dilakukan adalah konseptualisasi. Konsep merupakan deskripsi realitas.

Teori adalah serangkaian konsep dalam bentuk propisisi-proposisi yang saling berkaitan, bertujuan memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu gejala.
Gambaran yang sistematis itu dijabarkan dengan menghubungkan suatu konsep dengan konsep yang lain dalam satu proposisi dan menghubungkan suatu proposisi dengan proposisi yang lain

Fungsi teori :
fungsi eksplanasi: menjelaskan suatu gejala yang muncul dan menggambarkan realitas dunia sebagaimana yang dapat diobservasi.
fungsi prediksi : memperkirakan gejala yang bakal terjadi. (Vilfredo Pareto: makin tinggi sentralisasi keluasaan, maka paksaan itu akan makin sering digunakan sebagai alat pengendalian msyarakat. Oleh karena itu, di mana saja, kapan saja terjadi sentralisasi keluasaan yang tinggi akan banyak menggunakan paksaan atau ancaman paksaan sebagai alat pengendali masyarakat

Kalau teori diartikan sebagai hubungan kausal, logis dan sistematik antara dua atau lebih konsep, maka teori tidak lain merupakan penjelasan suatu gejala: konsep (variable) pengaruh menjelaskan mengapa konsep (variable) terpengaruh terjadi.
Karena itu penjelasan (Explanation) dapat dibagi menjadi dua unsure yaitu yang menjelaskan (explanan) dan yang dijelaskan (explanandum). Yang menjelaskan terdiri dari dua jenis pernyataan: 1) generalisasi/konsep, dan 2) kondisi antecedent atau yang menjebabkan generalisasi/ konsep tersebut. Kedua pernyataan itu digunakan untuk menjelaskan explanandum.

gejala terjadi harus dapat menunjukkan bahwa gejala yang akan dijelaskan itu secara logis sesuai dengan premisnya atau kemungkinan besar sesuai dengan premisnya.
Penjelasan dapat dibedakan menjadi dua model: model deduktif dan model induktif-statistika.
Model deduktif
Ditandai oleh hubungan logic antara premis dan konklusi, antara eksplanan dan eksplanandum. Jika premis benar maka konklusi juga benar

Model induktif-statistika terhadap suatu kejadian individual tidak selalu sesuai dengan generalisasi kejadian itu. Premis (generalisasi) mungkin saja benar, tetapi konklusi tentang suatu kejadian dapat saja salah. Penjelasan tidak terletak pada mengapa konklusi benar tetapi mengapa hal itu mungkin (probable).

referensi

  1. catatan kuliah saya
  2. http://sosiologi.fisip.unair.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=86:download-unsur-unsur-penelitian-prof-mustain&catid=42:data-pasca-sarjana-sosiologi&Itemid=104

semoga berguna 🙂

Satu Tanggapan to “Teori dalam penelitian”


tinggalkan pesan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: